EMPANGKU

EMPANGKU
Anak adalah harapan orang tua

SELAMAT DATANG TEMAN

SELAMAT DATANG TEMAN

Cari

Laman lain

Rabu, 14 April 2010

ANAK ADALAH TITIPAN


ANAK ADALAH TITIPAN
Ketika kami memutuskan untuk mempunyai anak ke dua harapan kami tentu saja seperti ketika pengen punya anak yang pertama, pengen anak shaleh, pinter, cerdas, pandai, cantik/ganteng luar dan dalam.
Dulu, ketika kami merencanakan anak pertama apapun nasihat dari para guru atau bidan bahkan dokter pasti kami laksanakan, mulai makan makanan yang sehat, bergizi, sampai puasa dan shalat sunnat hajat kami laksanakan demi mendapatkan anak yang sempurna.
Hasilnya? Entahlah, hingga hari ini anak pertama kami tidak menunjukkan seperti yang di idam-idamkan, bahkan cenderung gagal untuk mendapatkan anak yang sempurna. Kini si cikal udah 5 tahun, udah bisa baca Koran, baca qur’an dikit-dikit udah bisa, bicara tidak kasar. Apakah membuat puas? Tidak! Karena itu baru 2 persen dari keinginan orang tua. Betapa banyak para pendosa, penjahat, koruptor, waktu kecilnya adalah seorang anak yang taat ibadah, penurut , rajin mengaji, rajin belajar.98 persen lagi entah masih dimana.
Saya jadi ingat lelucon ustadznya anakku, “kita jangan berdo’a minta anak sholeh tapi minta orang sholeh” . Kalo dipikir2 benar juga, buat apa punya anak sholeh ketika masih kecil saja, setelah dewasa tidak shaleh lagi. Bagusnya gimana? Bagusnya kita di kasih anak sholeh, setelah dewasa hingga meninggal anak kita tidak melepaskan atribut keshalehannya. +emo senyum+
Jadi inget hadits nabi yang mengatakan terputus amal manusia setelah meninggal kecuali 3 perkara: shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang senantiasa mendo’akan orang tuanya. Anak yang shaleh hingga dewasa bahkan hingga meninggal adalah tabungan atau simpanan yang sangat berharga bagi orang tua. Semoga kita semua diberi kesempatan memiliki anak yang shaleh selamanya. Amin.
Ada orang yang dengan bangga menyebut nama anaknya, karena namanya berbau sorga, mengapa? Mereka memberi nama dengan nama-nama yang baik, walaupun tidak menjamin, tapi itu bagus. Ada yang mengatakan nama adalah do’a. Maka berilah nama anak kita dengan nama-nama yang bagus,minimal kita telah berdo’a untuk kebaikan anak kita dan tentu saja bagi kita juga sebagai orang tua.
Anak pada hakikatnya bukanlah milik kita, kita hanya punya hak untuk mengaku, mereka adalah titipan Allah, maka salayaknya titipan, kita harus menjaganya, merawatnya agar anak tersebut tidak menjadi anak yang gagal. Mengapa? Karena kelak kita akan diminta laporan pertanggung jawaban terhadap perlakuan anak kita. Makanya idsamping anak disebut tabungan atau simpanan, anak juga bias di sebut bencana bagi orang yang menyia-nyiakan amanah-Nya. Seseorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, " Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi Saw menjawab, "Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu)." (HR. Aththusi).
“ Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surge”. (HR. Bukhari)
“Seorang ibu yang kematian tiga orang puteranya lalu berserah diri (pasrah) kepada Allah, rela dan ikhlas, maka dia akan masuk surge”s. (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar